Pengertian Manajemen Konstruksi
Manajemen adalah
ilmu dan seni untuk melakukan perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pengarahan (actuating), dan pengontrolan (controlling)
untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan konstruksi adalah susunan, model atau
tata letak suatu bangunan, baik rumah, jembatan, dan lain sebagainya. Dengan
demikian dapat diartikan bahwa manajemen konstruksi adalah ilmu dan seni yang
merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengontrol proses penyusunan suatu
bangunan dengan pemanfaatan sumber daya yang efektif dan efisien. Yang dimaksud
dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang
didasari oleh waktu (time) dan sumber daya. Sehingga, manajemen proyek
konstruksi dapat diartikan sebagai proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (Planning,
Organizing, Actuating, dan Controlling) secara
sistematis dan terukur dengan pemanfaatan waktu dan sumber daya yang yang ada
secara efektif dan efisien untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan.
Construction
Management Association of America (CMAA) menyatakan bahwa ada tujuh kategori
utama tanggung jawab seorang manajer konstruksi, yaitu perencanaan proyek
manajemen, manajemen harga, manajemen waktu, manajemen kualitas, administrasi
kontrak, manajemen keselamatan dan praktik profesional.
Peranan Manajemen
Konstruksi dalam Industri Konstruksi adalah layanan yang sangat baik yang
disediakan untuk mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan seluruh proses
konstruksi. Sebagai manajer proyek konstruksi akan menangani semua tahap
konstruksi proyek Anda. Pada tahap pra-konstruksi, kita akan melakukan semua
yang diperlukan studi kelayakan dan penelitian. Kemudian datang desain dan
perencanaan. Setelah spesifikasi arsitektur dan tujuan penjadwalan yang
didefinisikan dengan baik, pekerjaan dilanjutkan oleh pembangun dan kontraktor
untuk memulai membangun aktual bawah pengawasan yang ketat kami. Menekankan
pada independen dari para profesional lain yang terlibat dalam konstruksi.
netralitas ini memungkinkan untuk secara objektif dan tidak memihak menyarankan
klien pada pilihan consultans dan kontraktor, yang memungkinkan klien untuk
mendapatkan manfaat maksimal.
Pengertian Manajemen Konstruksi Menurut Para Ahli
Sebelum
menjelaskan pengertian manajemen konstruksi, kita juga perlu mengetahui pengertian manajemen dan juga definisi konstruksi.
Beberapa
ahli menjelaskan bahwa manajemen dapat diartikan sebagai kumpulan cara untuk memperoleh
suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan sekelompok orang.
Sedangkan konstruksi adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan
membangun suatu bangunan sehingga dapat menahan beban dan menentukan pola
bangunan.
Dengan
demikian, maka pengertian manajemen konstruksi menurut para ahli adalah
kumpulan cara bagaimana suatu pekerjaan pembangunan dikelola agar mendapatkan
hasil sesuai dengan tujuan dari pembangunan tersebut. Kegiatan ini melibatkan
beberapa kelompok orang dimana masing-masing memiliki keahlian tertentu.
Peran Manajemen Konstruksi
Dalam ruang
lingkup tanggung jawabnya, manajemen konstruksi memiliki peran yang sangat
penting dalam suatu proyek. Dalam mencapai tujuannya, manajemen konstruksi
memiliki 4 peran, yaitu:
1.
Agency Construction Management (ACM)
Tahap awal peran
manajemen konstruksi adalah sebagai koordinator penghubung antara rancangan
konstruksi dengan pelaksana hingga seluruh kontraktor. Dengan kata lain,
manajemen konstruksi berperan sebagai sarana penghubung antara pemilik
(perancang) proyek dengan para kontraktor untuk mencapai tujuan pemilik.
2.
Extended Service Construction Manajemen (ESCM)
Dalam hal ini,
manajemen konstruksi bertindak berdasarkan permintaan dari pihak kontraktor
atau disebut pula Extended Service
Construction Manajemen (ESCM). Peran ini dilakukan untuk menghindari
konflik antara kontraktor dengan perencana proyek.
3.
Owner Construction Management (OCM)
Dalam tahap ini,
manajemen konstruksi juga bertanggung jawab atas kelangsungan proyek yang
dilaksanakan berdasarkan kepentingan pemilik proyek.
4.
Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM)
Peran manajemen
konstruksi yang terakhir adalah bertanggung jawab kepada pemilik atas waktu,
biaya, hingga mutu proyek. Peran manajemen konstruksi sebagai Guaranted Maximum Price Construction
Management memungkinkan manajemen konstruksi bertindak sebagai pemberi
kerja kepada kontraktor atau pun sub kontraktor.
Fungsi
Manajemen Konstruksi
Dilihat dari
pengertiannya, manajemen konstruksi menerapkan fungsi-fungsi manajemen pada
suatu proyek dengan memanfaatkan sumber daya dengan efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan proyek. Fungsi-fungsi tersebut, seperti ditulis di atas adalah:
1.
Perencanaan (Planning)
Sebagai perencana,
manajemen konstruksi berfungsi untuk menentukan apa yang harus dikerjakan,
kapan harus mengerjakannya, dan bagaimana cara mengerjakan proyek tersebut.
Manajemen konstruksi berkewajiban untuk pengambilan keputusan atas proses
pembuatan konstruksi.
2.
Pengorganisasian (Organizing)
Setelah melakukan
perencanaan, manajemen kosntruksi berfungsi untuk membentuk organisasi dalam
pembuatan proyek. Manajemen konstruksi mengorganisir beberapa divisi untuk
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dalam proses pembuatan proyek serta
berhak untuk memberikan pengembangan serta penempatan beberapa tenaga kerja
dalam suatu divisi.
3.
Pengarahan (Actuating)
Dalam hal ini,
manajemen konstruksi dapat melakukan pembinaan motivasi, memberikan pelatihan,
bimbingan, dan arahan lainnya kepada bawahan dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya yang telah direncanakan.
4.
Pengontrolan (Controlling)
Pengontrolan
manajemen konstruksi adalah untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan proyek
diseluruh divisi serta mengevaluasi deviasi (penyimpangan) yang terjadi selama
proyek berlangsung hingga menentukan pencegahan dini untuk menghindari
kegagalan.
Selain keempat
fungsi utama di atas, Manajemen Konstruksi juga berfungsi sebagai:
1.
Cost Control, yaitu mengatur pembiayaan yang
menyangkut seluruh kegiatan proyek agar tercapai tujuan yang telah disepakati
bersama pemilik proyek dan para kontraktor.
2.
Quality Control, yaitu untuk menjaga dan mengawasi kesesuaian antara
perencanaan dan pelaksanaan proyek.
3.
Time Control, yaitu mengantisipasi terjadinya
perubahan kondisi di lapangan diluar prediksi sehingga berdampak pada waktu
pelaksanaan proyek.
Tujuan
Manajemen Konstruksi
1. Perencanaan Produksi
Tujuan
perencanaan produksi adalah agar proses produksi yang dilaksanakan berjalan
secara sistematis. Beberapa keputusan yang berhubungan dengan perencanaan
produksi diantaranya;
- Jenis barang
- Bahan baku yang digunakan
- Kualitas barang
- Kuantitas barang
- Pengendalian produksi
2. Pengendalian Produksi
Pengendalian
atau kontrol produksi sangat diperlukan agar proses produksi berjalan sesuai
dengan perencanaan yang ditentukan dengan biaya yang optimal. Beberapa kegiatan
dalam pengendalian produksi;
- Membuat perencanaan
- Menyusun jadwal kerja
- Menentukan target market produk
3. Pengawasan Produksi
Tujuan
pengawasan produksi adalah agar hasil produksi sesuai dengan apa yang
diharapkan, tepat waktu, dan dengan biaya yang optimal. Beberapa kegaitan
pengawasan produksi adalah:
- Menetapkan kualitas barang
- Membuat standar barang
- Pelaksanaan produksi sesui
jadwal
Konsep Dasar Manajemen
Konstruksi
Tahukah Anda bahwa
dalam suatu proyek, manajemen konstruksi memiliki fungsi dan peranan yang
sangat krusial. Berhasil atau tidaknya suatu proyek tergantung dari manajemen
dalam mengelola berbagai sumber dayanya. Dalam industri konstruksi, manajemen
konstruksi harus dapat memberikan layanan yang sangat baik bagi setiap divisi
dalam menyelesaikan proyek. Mari simak ulasan berikut untuk mengenal manajemen
konstruksi lebih jauh.
Adapun sasaran
utama manajemen konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen dengan efektif dan
efisien sehingga memperoleh hasil yang optimal sesuai kesepakatan dengan
pemilik proyek. Dalam mencapai sasaran utamanya, manajemen konstruksi
berorientasi pada pelaksanaan pengawasan biaya (Cost Control),
pengawasan mutu (Quality Control), dan pengawasan waktu (Time
Control).
Dalam melaksanakan
peran dan fungsinya, manajemen konstruksi dapat dimulai dari tahap perencanaan.
Namun pada kondisi tertentu, manajemen konstruksi dapat dimulai dari
tahap-tahap lainnya sesuai dengan kesepakatan, tujuan dan kondisi proyek yang
bersangkutan.
Agar tidak terjadi
kesenjangan atau kesalahpahaman antara kontraktor dengan pemilik proyek,
manajer konstruksi bertanggungjawab untuk mengelola teknis operasional proyek,
menerima masukan-masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis
operasional proyek konstruksi baik dari pemilik proyek maupun para kontraktor
yang mencakup seluruh tahapan proyek mulai dari persiapan hingga penyerahan
proyek.
Tugas Manajemen Konstruksi
Setelah
memahami pengertian manajemen konstruksi serta fungsi dan tujuannya, maka kita
juga perlu mengetahui apa tugas manajemen konstruksi Secara garis besar tugas
manajemen konstruksi adalah:
1.
Mengawasi proses pekerjaan di
lapangan dan memastikan pelaksanaan kerja sesuai dengan metode konstruksi yang benar
2.
Meminta penjelasan pekerjaan dan
laporan progres dari kontraktor secara tertulis
3.
Manajemen konstruksi berhak untuk
menegur atau bahkan menghentikan proses pekerjaan bila tidak sesuai dengan yang
telah ditentukan
4.
Melakukan rapat rutin (mingguan dan bulanan)
dan melibatkan konsultan perencana, wakil owner, dan kontraktor dalam rapat
tersebut
5.
Bertanggungjawab langsung kepada
owner atau wakilnya dalam menyampaikan informasi progres pekerjaan proyek
6.
Bertanggungjawab dalam pengesahaan
material yang akan digunakan dalam proyek
7.
Mengelola, mengarahkan, dan
mengkoordinasi pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor dalam aspek mutu dan waktu
8.
Bertanggungjawab dalam pengesahan
adanya perubahan kontrak yang diajukan oleh kontraktor
9.
Melakukan pemeriksaan pada shop drawing
dari kontraktor sebelum dilakukan pelaksanaan pekerjaan
10.
Memastikan metode pelaksanaan
pekerjaan oleh kontraktor agar sesuai dengan syarat K3LMP (kesehatan dan
keselamatan kerja, lingkungan, mutu, dan pengamanan)
11.
Bertanggungjawab dalam memberikan instruksi
tertulis jika ada pekerjaan yang harus dilakukan untuk mempercepat jadwal namun
tidak disebutkan dalam kontrak.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar