PENGERTIAN
RAB
Rencana Anggaran Biaya adalah perhitungan banyaknya biaya
yang dibutuhkan baik upah maupun bahan dalam sebuah perkerjaan proyek
konstruksi, membangun rumah, atau meningkat rumah, gedung, jembatan, masjid,
dan lain-lain.
Rencana Anggaran Biaya dibuat berdasarkan uraian pekerjaan yang disusun menurut jenis pekerjaan yang ada dalam pelaksanaan konstruksi dan disusun berdasarkan gambar kerja dan RKS ( Rencana Kerja dan Syarat ) dengan memperhitungkan segala biaya pengadaan bahan maupun alat.
Berikut ini langkah-langkah cara menghitung RAB:
Rencana Anggaran Biaya dibuat berdasarkan uraian pekerjaan yang disusun menurut jenis pekerjaan yang ada dalam pelaksanaan konstruksi dan disusun berdasarkan gambar kerja dan RKS ( Rencana Kerja dan Syarat ) dengan memperhitungkan segala biaya pengadaan bahan maupun alat.
Berikut ini langkah-langkah cara menghitung RAB:
1.
Membuat item Pekerjaan
dan Menghitung Volume Pekerjaan
Sebelum kita membuat RAB
kita terlebih dahulu meguraikan pekerjaan menjadi bentuk pokok-pokok pekerjaan
yang akan menunjukkan lingkup pekerjaan tersebut. Berikut ini Contoh Item
Pekerjaan :
Setelah
menguraikan item pekerjaan, kemudian kita menghitung Volume setiap item
pekerjaan tersebut. Contoh : Kita mempunya lahan dengan Panjang 4m dan Lebar
5m, maka Volume dari lahan tersebut adalah (P) 4 x (L) 5 = 20 M2 (meter
Persegi). Setelah semua item pekerjaan dihitung beserta volume nya kita lanjut
ke tahap berikut nya .
2.
Membuat Daftar Harga Satuan Upah dan Bahan
Dalam
membuat Harga Satuan Upah dan Bahan, kita bisa melakukan survey ke toko
material atau mengikuti harga standar setiap masing-masing daerah.
Berikut ini contoh Daftar Harga
Satuan.
3. Membuat Analisa Harga Satuan
Pekerjaan per item pekerjaan
Analisa
Harga Satuan Pekerjaan adalah perhitungan kebutuhan bahan, upah dan alat untuk
melaksanakan pekerjaan. Analisa Harga Satuan pekerjaan bisa mengacu dan merujuk
ke Analisa Harga Satuan SNI. Contoh Analisa Harga Satuan SNI format excel
bisa di download disini
Berikut ini contoh Analisa Harga
Satuan Pekerjaan:
4. Membuat Rencana Anggaran Biaya
Langkah
Selanjutnya adalah mengkalikan Volume pekerjaan dengan Harga satuan pekerjaan.
Contoh untuk membuat 1m kubik beton dianalisa didapatkan nilai Rp.
300.000, berarti kita tinggal mengalikan volume keseluran pekerjaan beton
dengan hasil analisa harga satuan pekerjaan beton tersebut.
Contoh gambar nya seperti ini :
Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Mempunyai
rumah merupakan impian bagi semua orang, apalagi ketika rumah itu dibangun
dengan menggunakan konsep sendiri. Namun kenaikan BBM berdampak pada sektor
perumahan sehingga harga material bangunan juga ikut naik, ditambah lagi dengan
jasa bangunan yang kurang jujur sehingga cenderung melambungkan haraga, maka
dari kondisi tersebut kita sebagai teknik sipil harus bisa memperhitungkan
berapa biaya yang akan dihabiskan untuk membangun suatu rumah, orang teknik
sipil dituntut mampu mengetahui dan menghitung hal tersebut, tidak hanya untuk
rumah sendiri tetapi juga ketika bekerja pada suatu perusahaan, karena ini
merupajan bagian dari deskripsi pekerjaanya.
Definisi Rencana Anggaran Biaya (RAB)
RAB
adalah perhitungan rincian biaya yang diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam
proyek konstruksi, sehingga diperoleh estimasi biaya total yang diperlukan
untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Sedangkan definisi rencana anggaran biaya (RAB) menurut para
ahli akan dijelaskan sebagai berikut:
1)
J. A. Mukomoko
Dalam
bukunya Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, 1987 Rencana Anggaran
Biaya (RAB) Proyek adalah perkiraan nilai uang dari suatu kegiatan
(proyek) yang telah memperhitungkan gambar-gambar bestek serta rencana kerja,
daftar upah, daftar harga bahan, buku analisis, daftar susunan rencana biaya,
serta daftar jumlah tiap jenis pekerjaan.
2)
Bachtiar Ibrahim
Dalam
bukunya Rencana dan Estimate Real of Cost,1993, yang dimaksud Rencana
Anggaran Biaya (RAB) Proyekadalah perhitungan banyaknya biaya yang
diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.
3)
Menurut Sugeng Djojowirono
Rencana
Anggaran Biaya (RAB) Proyek merupakan perkiraan biaya yang diperlukan
untuk setiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi sehingga akan diperoleh
biaya total yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek.
Komponen Pembentuk Rencana anggaran Biaya (RAB)
Untuk menentukan biaya yang
diperlukan pada suatu proyek perlu mengetahui komponen – komponen pembentuk
biaya tersebut yang terdiri atas:
1)
Biaya Material dan Bahan
Material
adalah seluruh bahan yang digunakan dalam proyek yang pada akhirnya merupakan
bagian dari akhir proyek. Biaya material diperoleh berdasarkan harga
satuan yang dikalikan dengan besarnya volume pekerjaan. Bila data kuantitas
diperoleh dari gambar, maka data kualitas diperoleh dari
spesifikasi. Umumnya harga tersebut berasal dari produsen maupun
distributor.
2)
Biaya Upah
Biaya
upah buruh terdiri dari upah langsung dan upah tidak langsung. Upah
langsung merupakan upah yang dibayarkan kepada buruh pada tiap periode
tertentu. Upah tidak langsung meliputi asuransi dan berbagai macam tunjangan. Untuk
menentukan upah buruh dapat dihitung dengan menentukan banyak pekerja
berdasarkan volume pekerjaan dan produktivitas buruh. Upah buruh dapat
ditentukan berdasarkan pengalaman/proyek terdahulu dengan berbagai penyesuaian,
sehingga bisa dihitung total biaya upah.
3)
Biaya Peralatan
Penentuan
jumlah dan jenis alat disesuaikan dengan volume pekerjaan dan kondisi lapangan.
Biaya dapat berupa biaya kepemilikan, biaya bahan bakar, dan biaya perawatan.
Jenis Rencana Anggaran Biaya (RAB)
1)
Umum
Secara
Umum berikut ini jenis-jenis anggaran biaya dalam mengelola usaha:
a)
Anggaran biaya untuk pengenalan produk baru dengan menambah dan menggunakan
mesin-mesin dan peralatan baru
b)
Anggaran biaya untuk penggantian mesin-mesin dan peralatan baru
c)
Anggran biaya untuk perluasan produk dengan menambah kapasitas mesin-mesin dan peralatan
yang dibutuhkan perusahaan
d)
Anggaran biaya untuk memperluas gedung kantor, toko, pabrik, gudang dll
2)
Proyek Konstruksi
Tampilan Rab
Rencana Anggaran Biaya dibagi dalam
4 jenis jika dilihat berdasarkan pada proses perkembangan proyek dari mulai
gagasan sampai proyek diserahkan dari kontraktor ke owner.
Berikut dijelaskan dibawah ini:
a) Rencana Anggaran Biaya
Detail (Kontraktor)
Anggaran Biaya ini dibuat oleh kontraktor setelah melihat
desain konsultan perencana seperti gambar bestek dan rencana kerja dan syarat
(RKS), dalam pengerjaan pembuatannya lebih terperinci, teliti dan menyeluruh
karena sudah memperhitungkan segala kemungkinan seperti melihat medan pekerjaan
di lapangan dan mempertimbangkan metode - metode pelaksanaan. Rencana Anggaran
Biaya ini kemudian dijabarkan dalam bentuk penawaran oleh kontraktor pada waktu
pelelangan, dan menjadi harga yang pasti (fixed price) bagi pemilik setelah
salah satu rekanan ditunjuk sebagi pemenang dan Surat Perjanjian Kerja (SPK)
telah ditanda tangani.
b) Rencana Anggaran Biaya
Taksiran (Owner)
Rencana
Anggaran Biaya dibutuhkan oleh pemilik untuk memutuskan akan
melaksanakan ide / gagasan untuk membangunan proyek atau
tidak biasanya masih dibantu dengan Studi Kelayakan Proyek. Rencana Anggaran
Biaya kasar ini juga dipakai sebagai pedoman terhadap anggaran biaya yang
dihitung secara teliti.
c) Rencana Anggaran Biaya
Pendahuluan (Konsultan Perencana)
Bisa disebut juga sebagai rencanan anggaran biaya
pendahuluan, perhitungan anggaran Biaya ini dilakukan setelah gambar rencana
(desain) selesai dibuat oleh konsultan Perencana. Perhitungan anggaran biaya
ini lebih teliti dan cermat sesuai ketentuan dan syarat-syarat penyusunan
anggaran biaya. Penyusunan anggaran biaya ini didasarkan pada:
- Harga
Satuan Pekerjaan
Dihitung
dari harga satuan bahan dan harga satuan upah berdasarkan perhitungan
analisa BOW.
- Gambar
Bestek
Gunanya
untuk menentukan / menghitung besarnya volume masing – masing
pekerjaan.
- Bestek
atau Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Gunanya untuk menetukan spesifikasi bahan dan syarat-syarat
teknis.
d) Anggaran Biaya Sesungguhnya
(Real Cost)
Bagi pemilik fixed price yang tercantum dalam kontrak adalah
yang terakhir, kecuali dalam pelaksanaan terjadi tambah dan kurang (meer &
minder werk). Bagi kontraktor nilai tersebut adalah penerimaan yang fixed,
sedangkan pengeluaran yang sesungguhnya (Real cost) yaitu segala yang kontraktor
keluarkan untuk menyelesaikan proyek tersebut. Besarnya real cost tersebut
hanya diketahui oleh kontraktor sendiri. Penerimaan di atas dikurangi Real Cost
adalah laba diperoleh oleh kontraktor.
Peran Rencanan Anggaran Biaya (RAB)
1) Secara Umum
Tanpa adanya RAB, sangat mungkin terjadi pembengkakan biaya
dikarenakan pembelian bahan bangunan yang tidak sesuai dengan volume pekerjaan,
upah pekerja yang tidak terkontrol, pengadaan peralatan yang tidak tepat, dan
berbagai dampak negatif lainnya. Peran rencanan anggaran biaaya (RAB) secara
umum adalah:
a) Sebagia Alat Koordinasi,
Peran RAB sebagai alat koordinasi ialah pada saat
melaksanakan program kegiatan tentunya harus memperlihatkan berbagai fungsi
atau bagian yang ada dalam perusahaan.
b) Sebagai Pedoman Perencanaan
Contoh sederhanan misalnya digunakan sebagai pedoman untuk
penyusunan program kegiatan perusahaan.
c) Sebagai Alat Pengendalian
Dikatakan sebagai alat pengendalian misalnya saat
pengevaluasiann hasil pelaksanaan program kegiatan atau pekerjaan dalam
perusahaan dengan standar yang telah ditentukan.
2) Peran Pada Proyek
Konstruksi
Perkiraan
biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proyek. Pada taraf pertama
dipergunakan untuk mengetahui berapa besar biaya yang diperlukan untuk
membangun proyek atau investasi, selanjutnya mempunyai fungsi dengan spectrum
yang amat luas yaitu merencanakan dan mengendalikan sumber daya seperti:
material, tenaga kerja, pelayanan, maupun waktu. Meskipun kegunaannya sama,
namun untuk masing-masing organisasi peserta proyek mempunyai penekanannya yang
berbeda-beda/ fungsi estimasi
antara lai sebagai berikut:
a) Bagi kontraktor
Merupakan angka finansial yang diajukan dalam proses lelang
gunan memperoleh pekerjaan dan memperhitungkan keuntungan, dimana angka
tersebut tergantung kepada seberapa kecakapanya dalam membuat perkiraan biaya.
Bila penawaran yang diajukan didalam proses lelang terlalu tinggi, kemunngkinan
besar kontraktor yang bersangkutan akan mengalamai kekalahan dalam lelang.
Sebaiknya, bila mememnangkan lelang dengan harga yang terlalu rendah akan
mengalami kesulitan di belakang hari. Harga yang diajukan oleh kontraktor ini
disebut dengan estimasi Engineering
b) Bagi Konsultan
Merupakan angka yang diajukan kepada pemilik proyek (Ouwner)
sebagai usulan biaya yang terbaik untuk berbagai keguanaan sesuai perkembangan
proyek dan sampai derajat ketelitian tertentu, kredibilitasnya terkait dengan
kebenaran atau ketepatan angka-angka yang diusulkan. Harga estimasi yang
diajukan oleh konsultan disebut dengan Bill of Quantity (BQ).
c) Bagi Owner
Merupakan angka yang menunjukkan jumlah perkiraan biaya yang
akan menjadi salah satu patokan untuk menentukan kelanjutan suatu investasi.
Secara praktis di lapangan disebut dengan Ouwner Estimation (OE).
Manfaaat Rencana Anggaran Biaya
RAB berfungsi sebagai acuan dasar pelaksanaan proyek, mulai
dari pemilihan kontraktor yang sesuai, pembelian bahan bangunan, sampai
pengawasan proyek agar berjalan sesuai dengan rancangan dan kesepakatan awal
Anda dengan kontraktor.
Dengan membuat RAB, biaya pekerjaan proyek bangun atau
renovasi akan menjadi lebih jelas dan terperinci. RAB juga dapat membantu
memilih bahan bangunan yang cocok untuk proyek. Untuk itu, pastikan sudah
membuat RAB sebelum memulai pekerjaan proyek.
a) Untuk perbandingan secara berkala antara hasil
nyata yang telah tercapai dengan target.
b) Untuk menetapkan tujuan khusus oprasional usaha
dimasa yang akan dating.
c) Untuk menetapkan gambaran taksiran biaya
usaha.
d) Untk menetapkan pengawasan terhadap semua kegiatan
usaha.
e) Untuk menetakan suatu rencana biaya dalam
pengelolaan usaha.
f) Unuk mengadakan koordinasi semua jenis
pekerjaan dalam usaha atau bisnis.
g) Untuk pemeriksaan maju mundurnya kegiatan usaha.
h) Untuk pemberian tuga kepada bagia para pelaksana
dalam usaha.
Faktor Yang Mempengaruhi Perhitungan Rencanan Anggaran Biaya
(RAB)
1) Desain ekonomi
Bilamana terjadi perubahan desain seperti misalnya perubahan
bentuk, tinggi, ukuran dan sebagainya, maka beberapa penyesuaian terhadap tariff
yang dipakai dalam estimasi pendekatan pasti dilakukan. Keadaan tapak bangunan
dapat juga mempengaruhi desain dan cara membangun bangunan tersebut.
2) Kondisi Pasar
Ketika menyiapkan estimasi, tariff dan harga yang dipakai
biasanya akan diperoleh dari proyek - proyek sebelumnya atau data biaya
histories. Akan tetapi estimasi pendekatan merupakan perkiraan harga tender
pada waktu tertentu di masa mendatang. Karenanya sangatlah perlu untuk
memperbaruhi harga - harga tersebut denagn menggunakan indeks harga tender
sehingga sesuai dengan tingkat harga sekarang. Selain itu perlu pula untuk
memasukkan peningkatan biaya buruh dan material yang telah diumumkan tetapi
belum dilaksanakan. Kelonggaran juga pasti diberikan untuk memperhitungkan
perubahan kondisi kontrak, tipe ouwner, tersedianya buruh, beban kerja dan
sebagainya serta naik turunnya dunia industri.
3) Sarana Teknis
Masalah ini menimbulkan suatu peningkatan proporsi proyek
bangunan. Pentingnya biaya ini menghendaki agar peninjauanya terpisah dari komponen
biaya bangunan lainnya. Pada rencana proyek yang besar, Quantity Surveyor ahli
pasti dipakai untuk memberikan pedoman terutama pada tahap estimasi perkiraan.
Sebagai contoh penyediaan alat pendingin udara (AC) dapat meningkatkan biaya
proyek yang cukup besar.
4) Pertimbangan Kualitas
Tariff dari proyek lama adalah ditetapkan berdasarkan
standart kualitas tertentu. Jika standart ini akan dinaikkan atau diturunkan
maka diperlukan adanya perubahan dalam tariff estimasi yang diajukan. Mungkin
perlu pula mlakukan penyesuaian berdasarkan perkiraan atas peningkatan standart
kualitas, dengan menunjukkan keseluruhan perubahan. Alternatifnya, penyesuaian
ini dapat pula lebih tepat, misalnya dengan memilih kualitas lapisan luar
dinding bata yang lebih baik, maka tariff estimasinya dapat disesuaikan lebih
obyektif.
5) Harga Dan Resiko Desain
Estimasi disusun berdasarkan kombinasi tiga factor yaitu:
kualitas, kuantitas dan harga.dua hal pertama dari komponen ini menyangkut
tentang desain, yang selalu mengalami perubahan hingga penanda tangan kontrak.
Desain selanjutnya akan mempengaruhi metode konstruksi yang dipakai oleh
kontraktor. Pada permulaan skema suatu desain akan digambarkan oleh sketsa
denah dan elevasi, dan karena kebutuhan, sketsa-sketsa ini akan lebih diperinci
selama proses desain. proses ini dapat berdampak penting terhadap biaya
konstruksi. Resiko biaya yang berkaitan dengan desain akan lebih banyak terjadi
pada tahap permulaan dari pada tahap tender. Oleh karenanya persentase yang
lebih besar harus ditambahkan untuk menutup resiko desain pada tahap permulaan,
dari pada dalam tahap selanjutnya selama proses desain terjadi.
6) Pekerjaan Eksternal
Akibat sering terjadinya perbedaan yang cukup besar antara
tapak-tapak bangunan, maka terdapat hubungan biaya antara elemen pekerjaan
eksternal dengan bangunan sesungguhnya. Karenanya umumnya perlulah mencakup
biaya-biaya ini sebagai komponen tersendiri dalam estimasi. Ukuran tapak atau
lokasi dan pekerjaan yang harus dilaksanakan merupakan factor penting yang
harus dipertimbangkan.
7) Kealpaan
Usulan estimasi biaya harus secara jelas memperlihatkan apa
saja yang telah dicakup, melaui spesifikasi, dan apa saja yang tidak tercakup.
Ouwner mungkin dapat memaklumi atas pengasumsian bahwa estimasi satu juta telah
mencakup semua pengeluarannya bagi proyek tersebut. Ia tampaknya kurang dapat
memaklumi bila kemudian ia mengetahui bahwa beberapa kelompok pengeluarannya
luput ditinjau. Contoh nyata dari kealpaan ini antara lain: fee professional
dan ongkos-ongkos lain, VAT (Value Added Tax, pajak pertambahan nilai), biaya
lahan, tagihan bunga, perabot kecil- kecil dan komponen-komponen peralatan
khusus yang mungkin dibutuhkan untuk bengkel atau laboratorium.
Jadi
dapat disimpulkan pada materi ini bahwa harga pada umumnya berbeda sesuai
dengan jenis dan mutunya (termasuk sumber daya manusia). Selain itu,
dipengaruhi oleh keadaan perekonomian nasional serta kebijaksanaan
pemerintah. Dari sisi ekonomi harga dapat berfluktuasi sesuai
dengan supply dan demand. Yang perlu diperhatikan adalah
kemungkinan kenaikkan biaya pada saat konstruksi.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar